ARTIKEL MEETA

Persiapan Digitalisasi sebagai  Kunci Utama Keberhasilan Implementasi AI di Rumah Sakit

Transformasi digital di bidang kesehatan tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan. Keberhasilan transformasi ini sangat bergantung pada kesiapan awal rumah sakit dalam membangun fondasi yang kokoh dan strategis, bukan hanya dalam hal teknologi, tetapi juga budaya organisasi, kesiapan SDM, serta penentuan prioritas implementasi.

Penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam manajemen operasional rumah sakit menjanjikan efisiensi, akurasi, dan pelayanan yang responsif. Tetapi, jika fondasinya tidak disiapkan dengan baik, teknologi canggih sekalipun tidak akan memberikan dampak signifikan. Artikel ini membahas dua elemen kunci yang harus menjadi fokus awal transformasi digital: audit kesiapan internal dan penetapan prioritas area digitalisasi.

 

Audit Kesiapan Internal: Titik Awal yang Tak Boleh Diabaikan

Audit awal merupakan langkah penting untuk memahami posisi aktual rumah sakit dalam menghadapi era digital. Audit ini mencakup:

  • Sumber Daya Manusia (SDM)

  • Apakah tenaga kerja memiliki literasi digital dasar?
  • Apakah ada pelatihan berkelanjutan untuk adaptasi teknologi?
  • Apakah pimpinan mendukung perubahan budaya kerja ke arah digital?

Menurut WHO (2021), kurangnya literasi digital tenaga kesehatan menjadi salah satu penghambat utama keberhasilan transformasi digital di negara berkembang.

  • Sistem dan Infrastruktur Teknologi

  • Apakah rumah sakit telah memiliki sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)?
  • Apakah data pasien masih dalam bentuk fisik atau sudah terdigitalisasi?
  • Apakah jaringan internet dan perangkat keras mendukung integrasi teknologi AI?

Audit teknologi harus mempertimbangkan keamanan siber, interoperabilitas, dan skalabilitas.

  • Budaya Organisasi dan Tata Kelola

  • Apakah ada komitmen pimpinan untuk mendukung transformasi?
  • Bagaimana keterlibatan seluruh unit dalam proses perubahan?
  • Apakah sudah ada kebijakan internal mengenai tata kelola digital?

Tanpa dukungan budaya organisasi yang terbuka terhadap perubahan, digitalisasi akan mengalami resistensi yang tinggi.

 

Menentukan Prioritas Area Digitalisasi

Digitalisasi sebaiknya tidak dimulai dari semua aspek secara bersamaan. Diperlukan penetapan prioritas berdasarkan dampak, kemudahan implementasi, dan kesiapan unit terkait. Beberapa area yang sering menjadi prioritas awal antara lain:

  • Administrasi dan Pendaftaran

Digitalisasi administrasi, seperti pendaftaran pasien online, sistem antrean otomatis, dan pembayaran digital, memberikan dampak langsung pada kepuasan pasien dan efisiensi layanan.

  • Rekam Medis Elektronik (RME)

RME merupakan tulang punggung digitalisasi. Implementasi sistem yang terstruktur dan terintegrasi akan mendukung pengambilan keputusan klinis yang berbasis data dan membuka jalan bagi penggunaan AI dalam prediksi klinis dan personalisasi terapi.

  • Penjadwalan Dokter dan Pelayanan

Sistem penjadwalan berbasis AI dapat mengoptimalkan waktu dokter, mengurangi waktu tunggu pasien, dan meningkatkan alur pelayanan.

  • Manajemen Farmasi dan Logistik

Sistem digital dapat memantau stok obat secara real-time dan memperkirakan kebutuhan berdasarkan riwayat penggunaan, menghindari kekurangan atau kelebihan stok.

 

Langkah Taktis Implementasi Awal

Untuk memperkuat proses transformasi, berikut langkah-langkah praktis yang dapat diterapkan:

  1. Lakukan audit digital secara menyeluruh.
    Gunakan alat ukur kesiapan seperti Digital Health Readiness Assessment Toolkit dari WHO.
  2. Susun roadmap transformasi digital.
    Sertakan rencana jangka pendek dan menengah, disertai target yang terukur.
  3. Fokus pada quick wins.
    Mulailah dari area yang paling siap dan berdampak langsung terhadap layanan pasien.
  4. Bangun tim transformasi digital internal.
    Tim ini harus lintas departemen, mencakup SDM, IT, keuangan, dan pelayanan medis.
  5. Sosialisasi dan pelatihan.
    Karyawan harus memahami manfaat dan cara kerja sistem digital yang akan diterapkan.

 

Kesimpulan

Transformasi digital berbasis AI hanya akan berhasil jika diawali dengan persiapan internal yang matang dan strategi implementasi yang terarah. Audit kesiapan SDM, infrastruktur, serta budaya organisasi menjadi langkah kunci yang tak bisa diabaikan. Begitu pula dengan penentuan prioritas digitalisasi yang terukur dan realistis. Rumah sakit yang mampu membangun fondasi digital yang kokoh akan lebih siap menghadapi disrupsi dan meningkatkan mutu pelayanannya di era kesehatan modern.

 

Referensi

  1. World Health Organization. (2021). Global Strategy on Digital Health 2020–2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Kerangka Transformasi Digital Kesehatan Nasional.
  3. Deloitte. (2022). Digital transformation in healthcare: Laying the foundation.
  4. McKinsey & Company. (2020). The future of healthcare: Paving the digital road.
  5. HIMSS Analytics. (2019). Digital Health Indicator: Assessing digital health maturity.
  6. Topol, E. (2019). Deep Medicine: How Artificial Intelligence Can Make Healthcare Human Again.
  7. IBM Watson Health. (2021). Building a digital hospital: Key strategies for successful transformation.
  8. Buntin, M. B. et al. (2011). The benefits of health information technology: A review of the recent literature. Health Affairs, 30(3), 464–471.

 

Penulis : Zulfiqar Hamid

Reviewer : Nahda Salimah

Open chat
1
Hallo Sobat MEETA 👋
Hallo 👋
Ada yang bisa Meeta Bantu?